Bagaimana Peternak Sukses Tidak Gagal Panen Di Trend Panas
Ilustrasi Ayam Bloiler |
Musim kemarau yakni pasangan dari isu terkini penghujan dalam wilayah dwimusim. Musim Kemarau panjang yakni Musim Kemarau yang sangat panas dengan jangka waktu yang panjang (wikipedia).
Nah inilah salah satu hambatan yang di rasakan para peternak yaitu banyaknya ajal ayam akhir strees alasannya kepanasan. Budidaya ayam broiler semakin hari, semakin banyak tantangannya, olehnya itu kualitas kinerja para pelaku budidaya harus terus-menerus ditingkatkan supaya performa yang diperoleh selalu lebih baik.
Beberapa tahun yang kemudian dalam hal budidaya lebih diprioritaskan pada :
1. Pakan
2. Air
3. Ventilasi
Namun dikala ini diprioritaskan pada :
1. Ventilasi
2. Air
3. Pakan
Melihat kenyataan ini ternyata dalam budidaya broiler tidak bersifat stabil akan tetapi sangat dinamis, oleh alasannya itu kinerja operator sangkar harus selalu ditingkatkan dari periode ke periode pemeliharaan.
Saat ini bahkan beberapa teori-teori usang masih sangat dipertahankan oleh beberapa kalangan peternak, dimana teori-teori tersebut sudah tidak seiring dengan laju perkembangan genetik ayam broiler sehingga performa final pemeliharaan tidak memuaskan hasilnya.
Terkadang peternak atau operator sangkar masih mengacu pada teladan pemeliharaan yang tidak melihat kondisi ayam, akan tetapi menurut hanya kebiasaan dalam budidaya, sehingga pada hasil final pemeliharaan tidak sesuai dengan harapan.
Para peternak untuk mendapat hasil yang maximal harus selalu memenuhi kebutuhan ayam yang dipelihara, termasuk sistem perkandangannya. Sistem perkandangan untuk budidaya broiler di Indonesia lebih banyak didominasi masih memakai sistem terbuka (open house), padahal induk (Parent Stock) dari final Stock (DOC) sudah dipelihara dengan sistem perkandangan dengan closed house system, sepantasnya DOC Final Stock juga harus dipelihara dalam kondisi sangkar closed house system untuk mengantisipasi Heat Stress sehingga didapatkan performa yang lebih baik.
Selain dari itu kondisi iklim di Indonesia yang tropis di tambah lagi dengan imbas Global Warming, semakin susah untuk menghindari heat stress pada unggas. Kondisi heat stress bisa menurunkan performa produksi, alasannya menjadikan penurunan feed intake, penurunan daya tahan badan serta penurunan
kualitas karkas.
Perpindahan panas pada unggas sanggup terjadi dengan beberapa cara, di antaranya ialah sebagai berikut :
1. Radiasi
Transfer panas dari objek yang hangat ke objek yang cuek melalui gelombang elekromagnetik. Di dalam sangkar kehilangan panas melalui radiasi sangat sedikit, alasannya suhu permukaan sangkar mempunyai suhu yang lebih rendah dari suhu permukaan ayam.
2. Konduksi
Transfer panas melalui medium padat, kehilangan panas sangat sedikit dikandang hanya selama cuaca panas. Alas sangkar merupakan isolator yang baik mengurangi kehilangan panas konduktif dari ayam ke lantai. Pengecualian dengan ayam dikandang dengan lantai beton tanpa ada ganjal sangkar atau ayam dalam sangkar.
3. Konveksi
Transfer panas melalui fluida bergerak, pergerakan udara dari ayam selama cuaca panas, panas ditransfer dari ayam ke udara.
Akan tetapi meskipun lebih banyak didominasi sangkar untuk budidaya broiler masih sistem terbuka (open house) bukan berarti hasil budidaya broiler gagal total, alasannya permasalahan tersebut sanggup diantisipasi dengan :
1. Membangun sangkar di lokasi yang mempunyai ventilasi atau sirkulasi udara yang cukup baik
2. Membangun sangkar dengan arah yang tepat, membujur dari timur ke Barat
3. Membangun sangkar dengan konstruksi yang tepat
4. Membangun sangkar dengan jarak yang tepat, sehingga ventilasi dilingkungan sangkar lebih lancar, menyerupai Gambar 5 dibawah ini :
Jarak antara sangkar yang satu dengan yang lainnya sanggup dihitung dengan memakai rumus dibawah ini :
D = 0.4 x H x L0.5
Keterangan :
D = Jarak antara sangkar (Diukur dari bubungan sangkar satu dengan bubungan sangkar berikutnya).
0.4 = Konstanta.
H = Tinggi Kandang.
L = Panjang Kandang
0.5 = Konstanta
5. Menggunakan atap sangkar yang sesuai.
Untuk mengurangi transfer panas dari atap ke ayam sebaiknya dipakai atap sangkar dari alang-alang (daerah Nusa Tenggara Barat), dari daun Rumbia (daerah Sulawesi), akan tetapi umur pakai atap menyerupai ini hanya berkisar antara 1,5 � 2 tahun Penggunaan atap berbahan asbes, genteng, zeng galvanis diperbolehkan jikalau mengikuti konstruksi pembuatan kandang.
6. Penambahan kipas didalam kandang
Untuk mengantisipasi panas yang ada dalam sangkar sanggup diatasi dengan penambahan Fan didalam kandang.
7. Mengatur density ayam dalam kandang.
Sebaiknya sangkar didaerah panas diisi dengan kepadatan ayam di dalam sangkar berkisar antara 12 � 13 kg/m2.
8. Sistem Pengaturan Tirai Kandang Yang Sesuai Kebutuhan Ayam, tirai sangkar di gulung dari atas ke bawah, tirai digulung dengan rapi.
9. Pelebaran area brooding sesuai dengan kondisi ayam, tidak mengikuti kebiasaan.
10. Mengubah sangkar open house system menjadi closed house system
Karena kondisi lingkungan yang tidak menentu sebaiknya sangkar open house di modifikasi menjadi sangkar closed house bagi yang sudah mempunyai kandang, akan tetapi bagi yang gres mau memulai budidaya broiler, sebaiknya sangkar yang dibangun closed house system.
Kesimpulan :
Dengan semakin banyaknya tantangan dalam akal daya broiler, terutama dalam hal kondisi lingkungan yang panas dan susah dikendalikan, maka disarankan supaya supaya mengantisipasi kondisi lingkungan yang panas. Sudah saatnya para pelaku bisnis perunggasan beralih dari open house system ke closed house system.
Sumber : http://www.poultryindonesia.com
0 Response to "Bagaimana Peternak Sukses Tidak Gagal Panen Di Trend Panas"
Post a Comment