Laporan Magang Pemeliharaan dan penggemukan Sapi Peternakan Moro Seneng Jambi
LAPORAN MAGANG PEMELIHARAAN DAN PENGGEMUKAN SAPI PETERNAKAN MORO SENENG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ternak sapi adalah ternak ruminansia besar yang banyak dipelihara masyarakat terutama di daerah pedesaan. Ternak sapi merupakan salah satu sumber daya penghasil makanan berupa daging dan susu sebagai produk utama yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Selain itu ternak sapi mempunyai produk berupa kulit, tulang dan feses.
Jenis- jenis sapi potong yang terdapat di Indonesia saat ini adalah sapi potong yang di impor yang mempunyai sifat-sifat yang khas, baik ditinjau dari bentuk luarnya seperti ukuran tubuh dan warna bulu, maupun dari genetiknya seperti laju pertumbuhan. Salah satu sapi impor yang dapat di kembang biakkan di Indonesia yaitu adalah sapi Simental.
Sapi simental berasal dari daerah Simme di Negara Swiss, namun sekarang berkembang lebih cepat di Benua Amerika, Australia, Selandia Baru. Sapi jantan dewasa mampu mencapai berat badan 1.150 kg, sedangkan sapi Simental betina dewasa yaitu 800 kg. Secara genetik, sapi simental adalah sapi potong yang berasal dari wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai volume rumen yang besar, voluntary take yang tinggi dan metalik rate yang cepat, sehingga menuntut manajemen pemeliharaan yang baik. Sapi ini mempunyai produksi susu yang baik selain produksi daging, sehingga sering disebut dengan dual purpose. Di Indonesia, sapi tersebut sudah digunakan sebagai pejantan. Ciri-ciri dari sapi Simental yaitu, bulu berwarna merah muda atau krem dengan wajah berwarna putih. Kadang- kadang terdapat bintik-bintik putih atau garis putih pada bahunya. Sapi ini berukuran besar dan mempunyai perdagingan yang baik.
Menurut Dirjen Bina Produksi Peternakan ternyata setiap orang Indonesia baru mampu mengonsumsi daging sapi sekitar 1,7 kg/orang/tahun, maka untuk memenuhi daging sapi tersebut diperlukan 1,5 juta ekor Sapi local untuk menghasilkan daging sebanyak 350.000 ton ditambah dengan impor sapi dari Australia sebanyak 350.000 ekor yang menghasilkan 30.000 ton daging. Jika saja terjadi peningkatan populasi penduduk 2% per tahun dan peningkatan populasi sapi di dalam negeri sekitar 14% per tahun dengan kemampuan konsumsi daging sapi masyarakat hanya naik 1 gram/kapita/hari, dimana kondisi ini pun masih di bawah norma gizi. Maka dibutuhkan daging sekitar 1.265,8 ton/hari identik dengan 10.548 ekor sapi yang harus dipotong per hari atau 3,85 juta ekor per tahun. Jika saja 50% penduduk Indonesia tidak mampu membeli daging sapi artinya sekira 100 juta orang masih memerlukan dan mampu membeli daging (Rohadi Thawaf, UNPAD).
Di Indonesia khususnya di provinsi Jambi sapi Simental, sudah banyak di kembang biakkan oleh peternak rakyat salah satunya di Peternakan Moro Seneng dengan nama pemilik Satiman. Peternakan ini mempunyai beberapa Peranakan sapi Simental, Peranakan Ongole, Peranakan Brahman, Peranakan Limosin dan Peranakan Sapi Bali.
Peternakan Moro Seneng yang terletak di Kecamatan Kota Baru Jambi memiliki luas areal 5 hektar, dengan jumlah sapi yang lumayan besar yaitu sekitar 50 ekor dan dipelihara secara intensif, Tujuan pemeliharaan sapi seperti ini agar mudah melakukan pemantauan terhadap seluruh sapi yang ada dan juga untuk mempercepat pertambahan bobot badan.
Pertambahan bobot badan akan optimal bila manajemen yang diterapkan juga optimal salah satunya terhadap pakan untuk ternak. Untuk menghasilkan bobot badan yang baik diperlukan juga beberapa metode pemberian pakan yang baik. Pemberian pakan di Peternakan Moro Seneng dilakukan sebanyak 2 kali sehari yaitu pagi dan sore, pakan yang diberikan berupa rumput-rumputan meliputi rumput gajah, rumput lapang dan juga beberapa legume. Selain itu juga diberikan pakan tambahan berupa dedak, ampas tahu dan beberapa bahan pakan lainnya yang dipadukan menjadi satu sehingga menjadi pakan tambahan yang memiliki nutrisi lebih dan bila diberikan ke ternak akan menimbulkan nafsu makan yang tinggi dan membuat konsumsi ternak menjadi meningkat yang akan berdampak positif terhadap pertambahan bobot badan, khususnya untuk sapi simental, karena sapi simental memiliki bobot badan yang lebih besar dibandingkan dengan sapi lokal.
Di peternakan ini sapi dikandangkan secara intensif yang bertujuan agar pengawasan ternak lebih mudah dilakukan dan juga agar pertambahan bobot badan sapi lebih optimal karena pergerakkan yang kurang banyak sehingga pakan yang dikonsumsi sebagian besar digunakan untuk pertambahan bobot badan.
Dengan adanya dilakukan praktek lapang ini dapat diketahui kelebihan dan kekurangan sistem manajemen pemberian pakan ternak sapi simental di peternakan moro seneng kecamatan kota baru jambi.
1.2. Tujuan
Tujuan dari kegiatan Farm Experience ini adalah Untuk mengetahui manajemen pemberian pakan pada Sapi Simental di Peternakan Moro Seneng kecamatan kota baru jambi dan untuk memperoleh pengalaman dalam kegiatan dilapangan kerja yang ada dibidang peternakan rakyat.
1.3. Manfaat
Manfaat dari kegiatan Farm Experience ini adalah dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam pemberian pakan ternak sapi. Selain itu meningkatkan pemahaman mengenai hubungan antara teori dan penerapannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi, mahasiswa juga dapat mengetahui penyusunan ransum untuk ternak, serta mengetahui tujuan pemeliharaan yang baik secara kualitas maupun kuantitas.
Download Dokumen ini dengan klik DISINI ....
0 Response to "Laporan Magang Pemeliharaan dan penggemukan Sapi Peternakan Moro Seneng Jambi"
Post a Comment